METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
MENGENAL METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
Oleh: Hayatuddin Fataruba
Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki
ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam
bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen
karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.
Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu
variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah
yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian
eksperimental dari penelitian-penelitian lain.
Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen sebagai
suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas,
yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh
peneliti.
Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
A.Karakteristik Penelitian
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
1.Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel
bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti,
sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan
antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh
perlakuan/manipulasi.
2.Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu
mengalami kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan
faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak
diinginkan peneliti dari variabel.
3.Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk
mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah
dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian
eksperimental yang dilakukannya.
B.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan penelitian
lain, yakni; memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan
instrumen pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur,
menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.
C.Validitas
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya
disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil
tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting
eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima
yakni faktor internal dan eksternal.
1.Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada
variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel beas yang
dimanipulasi dan bukan dari variabel lain. Campbel dan Stanley (dalam
Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi delapan
ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:
•Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari
perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model,
karakter, dan penampilan variabel bebas.
•Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau
obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu
yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
•Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang
menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan
menggunakan pra test dan post test, apalagi dengan rentang waktu yang
cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama.
•Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya
instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi
yang tidak valid. Dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pratest
dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat kesulitannya,
maka instrumentasi dapat muncul.
•Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila
subyek dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan
subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi pada pratest ke skor
yang lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
•Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang
ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin
berbeda sebelum kegiatan penelitian dimulai.
•Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out
dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
•Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi dengan hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.
2.Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian.
Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa
digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang
lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009)
mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal,
diantaranya:
•Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons
subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti prates.
•Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek
tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda
diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
•Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak
mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.
•Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan
dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap
subjek yang dilibatkan.
•Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.
•Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.
D.Desain Penelitian Eksperimental
1.Pengontrolan Variabel Luar
2.Pemadanan, yaitu suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu atau
lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai berhubungan
dengan performansi pada variabel terikat (Emzir:2009)
3.Perbandingan Kelompok atau Subkelompok Homogen
4.Penggunaan Subjek sebagai pengendalian diri mereka sendiri
5.Analisis Kovarian, yaitu suatu metode statistik untuk penyamaan
kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih variabel
terkontrol.
E.Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimental
Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mengemukakan kriteria-kriteria untuk
suatu desain penelitian eksperimental yang baik, diantaranya;
•Kontrol eksperimental yang memadai
•Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen ke non-eksperimen)
•Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak
•Informasi yang memadai dari data yang akan diambil untuk memutuskan hipotesis
•Data yang diambil tidak terkontaminasi dan memadai dan mencerminkan pengaruh
Tidak mencampurkan variabel yang relevan agar variabel lain tidak mempengaruhi
•Keterwakilan dengan menggunakan randomisasi aspek-aspek yang akan diukur
•Kecermatan terhadap karakteristik desain yang akan dilakukan
Dengan demikian maka suatu desain eksperimental yang dipilih oleh
peneliti membutuhkan perluasan terutama pada prosedur dari setiap
penelitian yang akan dilakukan. Emzir (2009) mengklasifikasikan desain
eksperimental dalam dua kategori yakni:
1.Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel bebas (yang dimanipulasi) yang terdiri atas;
•Pra-Experimental Designs (non-designs)
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
terikat (dependen). Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas
(independen). Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel
kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Bentuk
pra-experimental designs antara lain:
a.One-Shot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi
treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment
adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel
dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat
pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan.
c.Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi
perlakuan).
•True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul)
karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi
tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya
kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true
experimental terbagi atas :
a.Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c.The Solomon Four-Group Design
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara
random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian
satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi
perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
•Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
experimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari
pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada
kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak
mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan
sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain
tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan
kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.
Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a.Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest
selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok
tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b.Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol
dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa
melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan
perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c.Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
2.Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih
variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain.
Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu
variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari
suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen
tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu
juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Daftar Pustaka
1.Arikunto, Suharsimi : Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta: 2006.
2.Domu, Ichdar : Bahan Kuliah Metodologi Penelitian, Program Studi
Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Manado: 2009.
3.Emzir : Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2009.
4.Sugiyono : Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung: 2009.
Hamster Audio Player adalah aplikasi music player gratis, ringan, dan mudah digunakan dengan tampilan antarmuka yang baik, sehingga memudahkan para penggunanya dalam mengoperasikannya.
Aplikasi audio player ini mendukung beberapa format file musik, antara lain mp3, wma, wav, midi dan mid. Selain itu, Anda bisa mengubah warna tampilan dari dari Hamster Audio Player sesuai dengan yang dikehendaki.